Layanan Berita Ekspres

MADURAI: Dengan masih adanya Covid-19, keputusan pemerintah negara bagian untuk mengizinkan sekolah membuka kembali kelas I hingga VIII mulai 1 November tidak diterima dengan baik oleh banyak orang tua. Menyebut keputusan itu sebagai ‘risiko yang tidak perlu’, B Satheesh, ayah dari siswa kelas I, menunjuk pada peningkatan jumlah kasus Covid-19 di beberapa distrik setelah dibukanya kembali kelas IX hingga XII.

“Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa anak-anak akan rentan terhadap infeksi selama gelombang ketiga Covid,” katanya seraya mendesak pemerintah untuk menunda pembukaan kembali. M Vivitha, ibu siswa kelas V juga mengatakan, menurutnya, membuka kembali sekolah saat ini bukanlah keputusan yang bijak. “Guru-guru mengikuti kelas daring dengan efektif. Selain itu, anak-anak tidak divaksinasi,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Platform for Common School System, PB Pangeran Gajendra Babu mengatakan, dengan bersekolah sendiri, anak-anak tidak akan mudah tertular Covid-19. “Saat ini, hampir 50 lakh anak, belajar di kelas IX hingga XII, bersekolah, tetapi kasus positif Covid yang dilaporkan dari sekolah di bawah 500. Bahkan sekarang, anak-anak bermain bersama, mengunjungi tempat piknik, mal, dan menghadiri acara orang tua mereka. .

Membuka kembali sekolah akan membantu anak-anak bersosialisasi, yang penting. Pada saat yang sama, sekolah harus memastikan bahwa mereka mematuhi protokol dan menyediakan makan tengah hari yang sehat,” katanya. Meski K Saraswathy yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan merupakan orang tua dari siswa kelas IV menyebut pembukaan kembali sekolah sebagai kelegaan, ia juga mengaku takut menyekolahkan lingkungannya. “Saya rasa pemerintah bisa membuka kembali sekolah secara bertahap,” usulnya.

Sementara itu, Muthupillai, Bendahara Kabupaten TN SMA/SMK, meminta pemerintah memberikan buku revisi kepada siswa agar bisa merevisi pelajarannya. “Pemerintah juga harus mengumumkan periode tahun ajaran ini dan tanggal ujian tahunan,” katanya. Presiden Federasi Asosiasi Sekolah Swasta Negara Bagian M Arumugam mendesak pemerintah untuk tidak menarik keputusannya karena setiap sekolah harus menghabiskan setidaknya `2 lakh untuk mengatur transportasi dan fasilitas lainnya.

SGP Prize