MADURAI: Setelah kematian seorang mahasiswi di lokasi Asrama Universitas Madurai Kamaraj pada hari Jumat, para mahasiswa universitas tersebut telah menyatakan keprihatinan dan kepanikan mereka atas keselamatan mereka. Mereka juga menuduh pihak berwenang di MKU belum menawarkan sesi konseling kepada siswa dan tidak ada tindakan yang diambil untuk mencegah siswa pergi ke lantai tiga asrama, yang pagar pembatasnya hanya setinggi satu kaki dan tidak tinggi. .
Seorang siswi asrama yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan kepada TNIE bahwa setelah kematian gadis tersebut, para siswi tersebut takut untuk pergi ke kamar mandi pada malam hari dan bahwa area di mana kejadian tersebut terjadi masih dapat diakses oleh siswa mana pun. “Setelah kejadian, sipir mengunci pintu namun kuncinya rusak. Kami juga berjuang mengatasi trauma mental sejak kejadian tersebut dan banyak yang bahkan tidak bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Para siswa juga menghadapi tantangan lain, termasuk kotor. toilet, genteng rusak dan tumpukan sampah berbau busuk di dekat tempat tinggal yang menimbulkan ancaman bahaya nyamuk dan penyakit,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa lebih dari 600 siswa tinggal di asrama perempuan Kurunji, Maligai dan Mullai. “Jendelanya ada yang pecah. Saat musim hujan, kami digigit serangga berwarna hitam yang mudah masuk ke dalam ruangan sehingga menyebabkan tubuh bengkak. Bahaya nyamuk juga sering terjadi di lingkungan asrama. Saat hujan, akan ada banyak nyamuk. rembesan pada bangunan akibat retak pada dinding yang juga mengakibatkan sengatan listrik pada kran kamar mandi dan toilet yang disebabkan oleh kebocoran arus listrik. Dinding juga terdapat lapisan alga yang tebal akibat rembesan tangki air yang bocor ke teras terbuka, ” tambahnya.
Mengenai makanan yang disajikan di asrama, siswa tersebut juga mengatakan bahwa kualitasnya cukup rata-rata dan jika mereka menanyakan hal tersebut kepada koki, mereka akan disalahgunakan karenanya. “Filter RO tidak berfungsi. Membeli air dari sumber luar membuat kami sakit. Jika terjadi keadaan darurat di malam hari, tidak ada penjaga yang menjaganya. Satu-satunya pilihan adalah memanggil petugas keamanan untuk meminta bantuan,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor MKU J Kumar mengatakan, pasca kejadian tersebut, sipir diminta mengunci pintu untuk mencegah mahasiswa masuk tanpa izin. “Kami sudah memberikan pelatihan pertolongan pertama kepada siswa. Kami akan segera mengatur sesi konseling bagi siswa. Namun, siswa bebas menggunakan pusat konseling yang tersedia di tempat. Dari segi sarana prasarana, kami berupaya untuk menyediakan fasilitas dan berencana memindahkan mahasiswa ke gedung lain setelah bulan Mei. Sementara itu, saya akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada,” tambahnya.