COIMBATORE: Staf Divisi Kehutanan Gudalur dan dokter hewan tidak bisa mendekati bangkai anak gajah yang mati di rawa untuk pemeriksaan mayat selama dua hari berturut-turut karena kawanan gajah menjaga tempat itu.
Sumber menyebutkan, sejak Sabtu malam, sebanyak sepuluh ekor gajah bergabung dengan dua ekor gajah sapi di dekat Panti Asuhan Muslim Gudalur Thaluk yang terletak antara jalan Gudalur hingga Sulthan Bathery.
Sumber di hutan mengatakan kepada Express bahwa mereka berencana melakukan postmortem pada hari Minggu dengan harapan gajah dewasa akan meninggalkan tempat tersebut, namun rencana mereka tidak berhasil. “Kami menduga hujan yang terus turun bisa mencegah bau busuk keluar dari bangkai. Kami tidak berusaha mendekati bangkai tersebut karena hujan. Kami akan melakukan pemeriksaan post-mortem untuk mengetahui usia dan jenis kelamin hanya ketika kawanan gajah meninggalkan tempat tersebut.”
Mengomentari perilaku gajah tersebut, K Kalidass dari Osai, sebuah LSM, mengatakan bahwa tidak hanya gajah sapi, tetapi seluruh kawanan gajah biasanya kini diikat dengan anak sapi. Hewan-hewan tersebut tidak mampu menanggung kehilangan dan menunjukkan ikatan sosial serta berkeliaran di dekat bangkai tersebut, katanya, seraya menambahkan bahwa ada beberapa insiden di mana gajah betina menggendong anak gajah yang mati di belalainya. Anak gajah tersebut mati setelah terjebak di rawa ketika hewan tersebut datang bersama dua ekor sapi gajah untuk melepas dahaga.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
COIMBATORE: Staf Divisi Kehutanan Gudalur dan dokter hewan tidak bisa mendekati bangkai anak gajah yang mati di rawa untuk dilakukan visum selama dua hari berturut-turut karena kawanan gajah menjaga tempat itu. Sumber menyebutkan, sejak Sabtu malam, sebanyak sepuluh ekor gajah bergabung dengan dua ekor gajah sapi di dekat Panti Asuhan Muslim Gudalur Thaluk yang terletak antara jalan Gudalur hingga Sulthan Bathery. Sumber di hutan mengatakan kepada Express bahwa mereka berencana melakukan postmortem pada hari Minggu dengan harapan gajah dewasa akan meninggalkan tempat tersebut, namun rencana mereka tidak berhasil. “Kami menduga hujan yang terus turun bisa mencegah bau busuk keluar dari bangkai. Kami tidak berusaha mendekati bangkai tersebut karena hujan. Kami akan melakukan pemeriksaan post-mortem untuk mengetahui usia dan jenis kelamin hanya ketika kawanan gajah meninggalkan tempat tersebut.” googletag.cmd.push(fungsi() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Mengomentari perilaku gajah tersebut, K Kalidass dari Osai, sebuah LSM, mengatakan bahwa tidak hanya gajah sapi, tetapi seluruh kawanan gajah biasanya kini diikat dengan anak sapi. Hewan-hewan tersebut tidak mampu menanggung kehilangan dan menunjukkan ikatan sosial serta berkeliaran di dekat bangkai tersebut, katanya, seraya menambahkan bahwa ada beberapa insiden di mana gajah betina menggendong anak gajah yang mati di belalainya. Anak gajah tersebut mati setelah terjebak di rawa ketika hewan tersebut datang bersama dua ekor sapi gajah untuk melepas dahaga. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp