Layanan Berita Ekspres

ARIYALUR: Kurangnya infrastruktur yang memadai ditambah dengan fasilitas toilet yang tidak memadai di SMA Negeri Silambur telah membebani siswa sehingga mereka tidak punya pilihan selain menghadiri kelas di udara terbuka dan buang air besar di tempat terbuka, keluh para aktivis dan orang tua.

Sekitar 300 siswa terdaftar di Kelas 1 hingga 10 di sekolah menengah tersebut. Hingga tahun 2017, SMA tersebut difungsikan sebagai sekolah dasar dan menengah negeri di desa Silambur. Meskipun lembaga ini ditingkatkan menjadi sekolah menengah atas pada tahun 2017, departemen pendidikan sekolah belum mengalokasikan fasilitas gedung baru.

Di sisi lain, siswa dan guru perempuan hanya menggunakan dua toilet di sekolah, sehingga memaksa siswa laki-laki untuk buang air kecil di tempat tersebut dan di perairan terdekat. V Vetrikumar, aktivis dari Silambur, mengatakan kepada TNIE, “Siswa yang buang air kecil atau besar di tempat terbuka merupakan pemandangan yang lumrah.

Para pelajar ini harus menahan bau tak sedap, sementara pengunjung berpaling. Jika siswa diharapkan menanamkan kebiasaan baik dalam kehidupan mereka, mereka tidak boleh terjebak dalam situasi yang mengerikan seperti itu.” S Kalaiselvi, orang tua, berkata, “Peningkatan sekolah harus memastikan fasilitas gedung yang memadai sehingga siswa dapat belajar di ruang kelas itu sendiri.

Sudah tiga tahun sejak sekolah terakhir ditingkatkan. Fokus siswa dalam belajar terpengaruh karena kurangnya infrastruktur.” Saat dihubungi, Kepala Sekolah Pendidikan Ariyalur C Vijayalakshmi mengatakan kepada TNIE, “Saya akan menyelidiki masalah ini dan mengambil tindakan yang diperlukan.”

Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp

uni togel