Rekan-rekan Mahendra Lingam di rumah sakit mengapresiasi pekerjaannya dan sifat ramahnya. “Dia tulus dalam pekerjaannya dan tidak mengambil cuti yang tidak perlu. Dia dilatih untuk memilih obat yang tepat seperti yang disebutkan dalam resep,” kata mereka, seraya menambahkan bahwa dia cukup mandiri dan menggunakan transportasi umum untuk bepergian ke dan dari rumah sakit setiap hari.

Asisten Profesor Departemen Psikiatri GRH, Dr. Kirupakaran Krishnan menyatakan bahwa seseorang dapat menjalani kehidupan normal dengan bantuan terapi dan pengobatan yang tepat. “Namun, hal ini tidak cocok untuk semua orang autis. Kita dapat memastikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita autis hanya melalui deteksi dini terhadap gangguan tersebut,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, menurut penelitian, setidaknya satu dari 100 orang terkena Autism Spectrum Disorder (ASD) yang disebabkan oleh komplikasi prenatal dan perinatal atau komplikasi multifungsi.

“Anak-anak laki-laki lebih rentan terhadap kelainan ini, dengan setidaknya empat dari lima orang didiagnosis menderita kelainan ini dibandingkan dengan satu anak perempuan yang didiagnosis menderita kelainan yang sama,” kata Kirupakaran.

Ia menjelaskan bahwa ASD adalah gangguan perkembangan saraf, yang dapat ditandai dengan gangguan komunikasi sosial, kurangnya timbal balik emosional, perilaku stereotip dan berulang, serta echolalia, dan kondisi lainnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, dengan adanya tes Autism Diagnostic Observation Schedule (ADOS), diagnosis dan penilaian penderita autisme akan lebih mudah. “Orang tua dari anak-anak autis memainkan peran penting dan kesadaran mereka tentang gangguan ini serta deteksi dini merupakan hal yang tidak dapat dihindari untuk memastikan kualitas hidup yang baik, apalagi pengobatan yang baik, bagi anak tersebut,” tambahnya.

Dokter lebih lanjut menambahkan bagaimana anak-anak autis disarankan untuk menjalani terapi okupasi, terapi wicara, psikoedukasi, dan psikoterapi, dan mengatakan bahwa terapi ini juga akan mengajarkan orang tua bagaimana membimbing anak-anak mereka di rumah.

“Psikoterapi terutama diperuntukkan bagi orang tua untuk mengatasi stres dan rasa bersalah yang timbul karena menjadi pengasuh,” kata Dr Kirupakaran, seraya menambahkan bahwa pengobatan akan diberikan kepada setiap anak berdasarkan tingkat keparahan kondisi mereka.

Dr Selvi Muthuswamy, psikolog dari Madurai kembali menegaskan bahwa anak autis dapat disekolahkan di sekolah umum dan terpadu, di mana mereka tetap bisa mendapatkan perhatian ekstra sesuai kebutuhan. Tidak semua anak dalam spektrum tersebut perlu dikirim ke sekolah luar biasa,” katanya.

lagutogel