Layanan Berita Ekspres
THOOTHUKUDI: Biro Investigasi Pusat (SBI) telah mengajukan surat tuntutan terhadap 71 pengunjuk rasa dan seorang inspektur polisi sehubungan dengan agitasi anti-Sterlite pada 22-23 Mei 2018, dan penembakan polisi yang terjadi setelahnya.
Terkait protes kekerasan tersebut, sebanyak 243 kasus telah didaftarkan di enam kantor polisi dekat kawasan perusahaan Thoothukudi. Mengikuti perintah Majelis Madurai Pengadilan Tinggi Madras, 243 kasus diajukan dalam satu kasus berdasarkan pidana no. 191, dan kasusnya dilimpahkan ke CBI pada 8 Oktober 2018.
SBI kembali mendaftarkan kembali perkara tersebut berdasarkan Pasal 147, 148, 188, 324, 332, 353, 448, 450, 307, 436, 506 (ii) IPC, Pasal 3(1) dan 4 UU TNPPDL, Pasal 3 Undang-Undang Bahan Peledak, 1908, dan Pasal 174 CrPC, sesuai perintah Mahkamah Agung.
Sumber CBI mengatakan kepada TNIE bahwa mereka telah mengajukan dua FIR sehubungan dengan penembakan yang dilakukan polisi: satu terhadap pengunjuk rasa yang merusak properti umum dan satu lagi terhadap personel polisi yang melepaskan tembakan.
“Penyelidikan terhadap kejahatan personel polisi diselidiki dari dua sudut: apakah mereka melepaskan tembakan dengan sengaja atau untuk membela diri untuk menghindari kerusakan pada properti umum. Investigasi masih berlangsung. Laporan status penyidikan diperbarui secara berkala ke pengadilan terkait,” ujarnya.
Dokumen CBI yang diserahkan kepada Ketua Hakim Pengadilan Madurai Pengadilan Tinggi Madras, yang diperoleh TNIE, mengungkapkan bahwa 71 orang didakwa oleh lembaga tersebut dalam dua lembar tuntutan terpisah. Lembar dakwaan pertama berisi 27 terdakwa diajukan pada 31 Desember 2019, sedangkan lembar dakwaan tambahan kedua berisi rincian 44 orang diajukan pada 21 September 2020.
“Lembar dakwaan itu belum dipanggil oleh pengadilan untuk sidang sampai sekarang,” kata sumber tersebut. Beberapa nama terkenal yang ditemukan dalam lembar dakwaan antara lain Presiden Santhosh (23) dari Asosiasi Mahasiswa Seluruh Perguruan Tinggi, Surjit dari Front Pemuda Revolusioner (RYF) dan Bulton Jesin dari AIADMK.
Selain itu, sumber CBI mengonfirmasi bahwa seorang inspektur polisi di Thirumalai disebutkan dalam surat dakwaan ketiga yang diserahkan ke CJM pada Desember 2020. Thirumalai saat itu menjadi inspektur di stasiun Pudukottai. Dia dicurigai menahan dan menyiksa 94 pemuda secara ilegal di lapangan tembak polisi di Vallanadu pada 22 Mei. Orang-orang muda tersebut dibebaskan setelah intervensi hakim distrik. Namun polisi menolak berkomentar.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
THOOTHUKUDI: Biro Investigasi Pusat (SBI) telah mengajukan surat tuntutan terhadap 71 pengunjuk rasa dan seorang inspektur polisi sehubungan dengan agitasi anti-Sterlite pada 22-23 Mei 2018, dan penembakan polisi yang terjadi setelahnya. Terkait protes kekerasan tersebut, sebanyak 243 kasus telah didaftarkan di enam kantor polisi dekat kawasan perusahaan Thoothukudi. Mengikuti perintah Majelis Madurai Pengadilan Tinggi Madras, 243 kasus diajukan dalam satu kasus berdasarkan pidana no. 191, dan perkaranya dilimpahkan ke SBI pada 8 Oktober 2018. SBI mendaftarkan kembali perkara tersebut berdasarkan Pasal 147, 148, 188, 324, 332, 353, 448, 450, 307, 436, 506 (i) IPC, Pasal 3(1) dan 4 UU TNPPDL, Bagian 3 Undang-Undang Bahan Peledak tahun 1908, dan Bagian 174 CrPC, sesuai perintah Mahkamah Agung. googletag.cmd.push(fungsi() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Sumber CBI mengatakan kepada TNIE bahwa mereka telah mengajukan dua FIR sehubungan dengan penembakan yang dilakukan polisi: satu terhadap pengunjuk rasa yang merusak properti umum dan satu lagi terhadap personel polisi yang melepaskan tembakan. “Penyelidikan terhadap kejahatan personel polisi diselidiki dari dua sudut: apakah mereka melepaskan tembakan dengan sengaja atau untuk membela diri untuk menghindari kerusakan pada properti umum. Investigasi masih berlangsung. Laporan status penyidikan diperbarui secara berkala ke pengadilan terkait,” ujarnya. Dokumen CBI yang diserahkan kepada Ketua Hakim Pengadilan Madurai Pengadilan Tinggi Madras, yang diperoleh TNIE, mengungkapkan bahwa 71 orang didakwa oleh lembaga tersebut dalam dua lembar tuntutan terpisah. Lembar dakwaan pertama berisi 27 terdakwa diajukan pada 31 Desember 2019, sedangkan lembar dakwaan tambahan kedua berisi rincian 44 orang diajukan pada 21 September 2020. “Lembar dakwaan itu belum dipanggil oleh pengadilan untuk sidang sampai sekarang,” kata sumber tersebut. Beberapa nama terkenal yang ditemukan dalam lembar dakwaan antara lain Presiden Santhosh (23) dari Asosiasi Mahasiswa Seluruh Perguruan Tinggi, Surjit dari Front Pemuda Revolusioner (RYF) dan Bulton Jesin dari AIADMK. Selain itu, sumber CBI mengonfirmasi bahwa seorang inspektur polisi di Thirumalai disebutkan dalam surat dakwaan ketiga yang diserahkan ke CJM pada Desember 2020. Thirumalai saat itu menjadi inspektur di stasiun Pudukottai. Dia dicurigai menahan dan menyiksa 94 pemuda secara ilegal di lapangan tembak polisi di Vallanadu pada 22 Mei. Orang-orang muda tersebut dibebaskan setelah intervensi hakim distrik. Namun polisi menolak berkomentar. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp