MADURAI: Dari hanya tiga orang pada tahun 2012 menjadi 110 orang, jumlah remaja yang terlibat dalam kejahatan di kota Madurai telah meroket dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh TNIE dari kepolisian kota, aktivis kesejahteraan anak, dokter, dan berbagai pejabat berpendapat bahwa tindakan drastis harus diambil untuk membalikkan tren ini.

Seorang aktivis hak-hak anak mengatakan bahwa anak-anak yang putus sekolah cenderung menjadi kecanduan alkohol dan obat-obatan. Situasi ini lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat yang ekonominya lemah. “Pekerja berupah harian kekurangan waktu untuk fokus pada kehidupan anak-anaknya. Saat mereka sadar akan kecanduan anaknya, mungkin sudah terlambat. Jadi, pemerintah harus lebih fokus pada mereka yang putus sekolah,” ujarnya. .

“Bagaimana keluarga dan masyarakat memperlakukan pelaku kejahatan setelah mereka dibebaskan dari rumah observasi juga penting. Orang tua harus lebih peduli terhadap mereka, dan dalam kasus anak yatim piatu, komite kesejahteraan anak harus memasukkan mereka ke tempat penampungan. Masyarakat harus menahan diri dari mereka sebagai penjahat. , karena pelabelan ini akan mencegah mereka membuka lembaran baru,” tambah aktivis tersebut.

Mengutip data dari Institut Kesejahteraan Sosial di Madurai, Dr Ananda Krishna Kumar, kepala departemen psikiatri Rumah Sakit Pemerintah Rajaji (GRH), mengatakan 45% dari anak di bawah 18 tahun yang terpapar narkoba disebabkan oleh tekanan teman sebaya, 21% karena isolasi dan sekitar 17% mulai menggunakan narkoba sebagai percobaan (karena penasaran).

“Dengan membantu anak-anak mengatasi masalah psikologis mereka, kita dapat mencegah mereka menggunakan narkoba. Berdasarkan skema pemerintah negara bagian ‘Natpudan Ungalodu’, satu tim konseling yang terdiri dari seorang guru terlatih dan perwakilan siswa tersedia di setiap sekolah negeri. Para siswa dapat menghubungi 14416. mencari bantuan untuk mengatasi masalah yang mempengaruhi kesehatan mentalnya. Orang tua juga harus meluangkan lebih banyak waktu bersama anak-anaknya dan memahami masalahnya, “ujarnya.

Menguraikan perawatan detoksifikasi yang ditawarkan di GRH, Dr Kumar mengatakan mereka pertama-tama akan menghilangkan zat beracun dari tubuh seseorang. “Kemudian kita akan periksa penyakit penyerta yang dilanjutkan dengan sesi konseling individu dan kelompok. Terakhir, kita berikan konseling kepada anggota keluarga pasien. Seluruh prosesnya memakan waktu 14-21 hari,” ujarnya lebih lanjut.

Petugas Perlindungan Anak Distrik Madurai R Sundar mengatakan seorang anak mungkin mulai menggunakan narkoba atau alkohol karena masalah dalam keluarga yang berantakan atau karena pengaruh teman sebaya atau bahkan terkadang orang tuanya. Ia mengatakan bimbingan orang tua yang tepat dapat menurunkan angka kenakalan remaja hingga 90%.

Anggota dewan anak Villivan Ramadoss dari Chennai menekankan perlunya menunjuk seorang pendidik khusus – yang berpengalaman dalam aspek akademik dan konseling – di semua sekolah. “Pendidik khusus harus mudah dijangkau oleh setiap siswa. Mereka harus memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang mengalami gangguan belajar atau trauma,” ujarnya.

Remaja yang terlibat kejahatan di kota Madurai

Tahun – Jumlah pelanggar
2012 – 3
2013 – 6
2014 – 15
2015 – 26
2016 – 30
2017 – 66
2018 – 74
2019 – 62
2020 – 69
2021 – 84
2022 – 110
2023 (sampai 28 Februari) – 9

Jumlah = 554

Sumber: Polisi Kota Madurai

lagu togel