Layanan Berita Ekspres
THANJAVUR: Kegelapan menyelimuti desa Kalimedu dekat Thanjavur di mana 11 orang tersengat listrik pada Rabu dini hari ketika kereta Appar Mutt (kuil) bersentuhan dengan kabel listrik tegangan tinggi di atas kepala. Kalimedu merupakan dusun yang berada di bawah Melaveli panchayat dan hanya memiliki tiga jalan utama. Kematian 11 orang dalam satu insiden mengejutkan seluruh penduduk desa.
Anjalai, warga yang tinggal di dekat lokasi kecelakaan, turut berduka cita. Seorang saksi kejadian mengatakan mobil tersebut berbalik arah setelah menerima tawaran dari rumahnya. “Saya kesakitan karena tidak bisa menyelamatkan mereka,” kata saksi tersebut. Renuka, ibu dari Yadav alias Santhosh (15), siswa Kelas 8 yang meninggal dalam kecelakaan itu, tidak dapat dihibur bahkan saat dia menunggu untuk menerima jenazah putranya setelah postmortem.
Tragedi menimpanya untuk kedua kalinya, saat dia kehilangan suaminya, Raja, setahun yang lalu. Sandhiya, seorang anggota keluarga, berkata, “Renuka adalah seorang buruh tani yang bergantung pada 100 hari kerja di bawah skema kerja pedesaan. Kini dia harus berjuang dengan kesedihan untuk membesarkan putrinya, yang duduk di bangku Kelas 6.”
Kematian Prathap, seorang mantan tentara, merupakan pukulan tidak hanya bagi anggota keluarganya tetapi juga bagi pemuda desa. Gokul, seorang lulusan teknik, mengatakan kepada TNIE bahwa Prathap adalah cahaya penuntun bagi kaum muda dan secara sukarela pensiun untuk bekerja di desa. “Dia baru-baru ini mengadakan turnamen kabaddi untuk remaja,” kata Gokul.
JK Pravin, mahasiswa tahun pertama BCA yang juga menjadi saksi kecelakaan mengaku kaget melihat orang terjatuh dari mobil candi. Namun, dia bergegas ke lokasi dan berusaha menyelamatkan korban yang terluka. “Dua di antaranya mulai bernapas setelah resusitasi,” katanya.
Keluarga A Anbazhagan (60) sedih karena pria dan putranya Raghavan (24) juga termasuk di antara korban. Putra kedua Anbazhagan, Madhavan (16) sedang dirawat di rumah sakit.
THANJAVUR: Kegelapan menyelimuti desa Kalimedu dekat Thanjavur di mana 11 orang tersengat listrik pada Rabu dini hari ketika kereta Appar Mutt (kuil) bersentuhan dengan kabel listrik tegangan tinggi di atas kepala. Kalimedu merupakan dusun yang berada di bawah Melaveli panchayat dan hanya memiliki tiga jalan utama. Kematian 11 orang dalam satu insiden mengejutkan seluruh penduduk desa. Anjalai, warga yang tinggal di dekat lokasi kecelakaan, turut berduka cita. Seorang saksi kejadian mengatakan mobil tersebut berbalik arah setelah menerima tawaran dari rumahnya. “Saya kesakitan karena tidak bisa menyelamatkan mereka,” kata saksi tersebut. Renuka, ibu dari Yadav alias Santhosh (15), siswa Kelas 8 yang meninggal dalam kecelakaan itu, tidak dapat dihibur bahkan saat dia menunggu untuk menerima jenazah putranya setelah postmortem. Tragedi menimpanya untuk kedua kalinya, saat dia kehilangan suaminya, Raja, setahun yang lalu. Sandhiya, seorang anggota keluarga, berkata, “Renuka adalah seorang buruh tani yang bergantung pada 100 hari kerja di bawah skema kerja pedesaan. Kini dia harus berjuang dengan kesedihan untuk membesarkan putrinya, yang duduk di bangku Kelas 6.” googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Kematian Prathap, seorang mantan prajurit, merupakan pukulan tidak hanya bagi anggota keluarganya tetapi juga juga untuk para pemuda desa. Gokul, seorang lulusan teknik, mengatakan kepada TNIE bahwa Prathap adalah cahaya penuntun bagi para pemuda dan dengan sukarela pensiun untuk bekerja di desa. “Dia baru-baru ini mengadakan turnamen kabaddi untuk mengatur para pemuda,” kata Gokul.JK Pravin , mahasiswa tahun pertama BCA yang turut menyaksikan kejadian tersebut mengaku kaget melihat ada orang yang terjatuh dari mobil candi. Namun ia bergegas ke lokasi kejadian dan berusaha menyelamatkan korban luka. “Dua di antara mereka mulai bernapas setelah diresusitasi. Keluarga A Anbazhagan (60) sedih karena pria tersebut dan putranya Raghavan (24) juga termasuk di antara korban. Putra kedua Anbazhagan, Madhavan (16), sedang dirawat di rumah sakit.