THOOTHUKUDI: Bagi Suba Priya, mengendalikan hidupnya identik dengan mengendalikan kemudi. Wanita trans berusia 33 tahun dari Muthaiapuram itu sedang mengendarai mobil aki di kantor kolektor. Dua tahun kemudian, dia menjadi wanita trans pertama yang mendapatkan surat izin mengemudi kendaraan berat di distrik tersebut. Tidak mau mengerem mimpinya, dia bercita-cita suatu hari nanti menjadi sopir bus pemerintah.
Pada 2019, Priya mulai mengambil pelajaran mengemudi untuk mendapatkan SIM. Dia memperoleh SIM, dan pada tahun yang sama memperoleh SIM untuk mengemudikan kendaraan niaga. Surat izin mengemudinya tetap hidup dan mendapat surat izin mengemudi kendaraan berat lagi dari Kantor Perhubungan Daerah Jumat lalu.
Berbicara dengan TNIE, Priya mengaku senang mendapatkan SIM yang berat tapi ingin mendapatkan pekerjaan di pemerintahan. “Saya tidak ingin mendapatkan uang dengan mengemis atau melakukan kegiatan ilegal. Meskipun saya telah melakukan kursus tata rias, saya ingin menekuni profesi manajemen,” ujarnya.
Saat kontraknya dengan departemen sanitasi Thoothukudi Corporation (zona selatan) diakhiri, dia mendapat pekerjaan mengemudikan kendaraan baterai pada tahun 2019. Dia biasa mengangkut orang tua dan penyandang disabilitas dari jalan raya nasional Thoothukudi-Tirunelveli ke kolektor.
“Tujuan saya adalah mendapatkan pekerjaan mengemudi di sektor pemerintahan. Saya ingin melamar pekerjaan pengemudi bus Mahilir, layanan eksklusif untuk wanita, ketika diluncurkan di Thoothukudi,” katanya.
Kolektor Thoothukudi Dr K Senthil Raj memberi selamat padanya karena menjadi orang trans pertama yang mendapatkan lisensi di distrik tersebut.
Seorang trans dari Chennai dan satu lagi dari Madurai dikatakan telah mendapatkan lisensi kendaraan berat di masa lalu, menjadikan Suba Priya yang ketiga di negara bagian itu.
THOOTHUKUDI: Bagi Suba Priya, mengendalikan hidupnya identik dengan mengendalikan kemudi. Wanita trans berusia 33 tahun dari Muthaiapuram itu sedang mengendarai mobil aki di kantor kolektor. Dua tahun kemudian, dia menjadi wanita trans pertama yang mendapatkan surat izin mengemudi kendaraan berat di distrik tersebut. Tidak mau mengerem mimpinya, dia bercita-cita suatu hari nanti menjadi sopir bus pemerintah. Pada 2019, Priya mulai mengambil pelajaran mengemudi untuk mendapatkan SIM. Dia memperoleh SIM, dan pada tahun yang sama memperoleh SIM untuk mengemudikan kendaraan niaga. Surat izin mengemudinya tetap hidup dan mendapat surat izin mengemudi kendaraan berat lagi dari Kantor Perhubungan Daerah Jumat lalu. Berbicara dengan TNIE, Priya mengaku senang mendapatkan SIM yang berat tapi ingin mendapatkan pekerjaan di pemerintahan. “Saya tidak ingin mendapatkan uang dengan mengemis atau melakukan kegiatan ilegal. Meskipun saya telah melakukan kursus tata rias, saya ingin mengejar profesi manajemen,” katanya.googletag.cmd.push(function() googletag .display (‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Saat kontraknya dengan departemen sanitasi Thoothukudi Corporation (zona selatan) diakhiri, dia mendapat pekerjaan mengemudikan kendaraan baterai pada tahun 2019. Dia biasa mengangkut orang tua dan penyandang disabilitas dari jalan raya nasional Thoothukudi-Tirunelveli ke kolektor. “Tujuan saya adalah mendapatkan pekerjaan mengemudi di sektor pemerintahan. Saya ingin melamar pekerjaan pengemudi bus Mahilir, layanan eksklusif untuk wanita, ketika diluncurkan di Thoothukudi,” katanya. Kolektor Thoothukudi Dr K Senthil Raj memberi selamat padanya karena menjadi orang trans pertama yang mendapatkan lisensi di distrik tersebut. Seorang trans dari Chennai dan satu lagi dari Madurai dikatakan telah mendapatkan lisensi kendaraan berat di masa lalu, menjadikan Suba Priya yang ketiga di negara bagian itu.