COIMBATORE: Distribusi uang tunai, perhiasan dan barang kepada pemilih telah dilarang berdasarkan Model Kode Etik.
Apakah penyediaan air merupakan insentif bagi pemilih?
Ya, pikir petugas pemilu di Singanallur ketika mereka mencabut tiga pipa air minum yang dipasang oleh partai politik untuk memasok air ke warga Ondipudur. Setelah pipa-pipa tersebut dilepas pada hari Selasa, Petugas Pengembalian C Ramkumar memerintahkan polisi untuk mengambil tindakan terhadap partai tersebut karena melanggar kode etik.
“Pada Senin malam, tiga pipa dipasang di Koloni Anjaneyar bahkan tanpa memberi tahu Perusahaan Kota Coimbatore (CCMC). Berdasarkan pengaduan, kami menyelidiki dan mengonfirmasi bahwa itu adalah pelanggaran,” katanya.
Ramkumar mengatakan, warga mengaku memasang pipa sendiri dengan mengumpulkan uang, namun penyelidikan mengungkapkan hal itu dilakukan atas perintah partai.
“Kami telah mengajukan pengaduan ke polisi Singanallur mengenai masalah ini. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan,” tambahnya.
Tidak untuk privatisasi
Sementara itu, K Maniraj, yang mencalonkan diri sebagai calon independen di Singanallur, telah berjanji dalam jajak pendapat bahwa ia tidak akan mengizinkan privatisasi pasokan air minum jika terpilih. Perusahaan Kota Coimbatore (CCMC) berencana menyerahkan pasokan air minum di 60 kelurahan kepada sebuah perusahaan Perancis.
Maniraj, yang juga presiden Asosiasi Produsen Pompa Berpenggerak Listrik Kovai (KOPMA), mengecam perusahaan tersebut dan mengatakan bahwa adalah tugas pemerintah untuk menyediakan air minum. Pasokan air minum bisa terpengaruh jika diserahkan kepada pihak swasta, katanya, seraya mengklaim beberapa keran umum di Singanallur telah ditutup.
Salah satu janji jajak pendapatnya adalah pemasangan lebih banyak keran umum.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
COIMBATORE: Distribusi uang tunai, perhiasan dan barang kepada pemilih telah dilarang berdasarkan Model Kode Etik. Apakah penyediaan air merupakan insentif bagi pemilih? Ya, pikir petugas pemilu di Singanallur ketika mereka mencabut tiga pipa air minum yang dipasang oleh partai politik untuk memasok air ke warga Ondipudur. Setelah pipa-pipa tersebut dilepas pada hari Selasa, Petugas Pengembalian C Ramkumar memerintahkan polisi untuk mengambil tindakan terhadap partai tersebut karena melanggar kode etik. googletag.cmd.push(fungsi() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); “Pada Senin malam, tiga pipa dipasang di Koloni Anjaneyar bahkan tanpa memberi tahu Perusahaan Kota Coimbatore (CCMC). Berdasarkan pengaduan, kami menyelidiki dan mengonfirmasi bahwa itu adalah pelanggaran,” katanya. Ramkumar mengatakan, warga mengaku memasang pipa sendiri dengan mengumpulkan uang, namun penyelidikan mengungkapkan hal itu dilakukan atas perintah partai. “Kami telah mengajukan pengaduan ke polisi Singanallur mengenai masalah ini. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan,” tambahnya. Tidak terhadap privatisasi Sementara itu, K Maniraj, yang mencalonkan diri sebagai calon independen di Singanallur, berjanji dalam jajak pendapat bahwa ia tidak akan mengizinkan privatisasi pasokan air minum jika terpilih. Perusahaan Kota Coimbatore (CCMC) berencana menyerahkan pasokan air minum di 60 kelurahan kepada sebuah perusahaan Perancis. Maniraj, yang juga presiden Asosiasi Produsen Pompa Berpenggerak Listrik Kovai (KOPMA), mengecam perusahaan tersebut dan mengatakan bahwa adalah tugas pemerintah untuk menyediakan air minum. Pasokan air minum bisa terpengaruh jika diserahkan kepada pihak swasta, katanya, seraya mengklaim beberapa keran umum di Singanallur telah ditutup. Salah satu janji jajak pendapatnya adalah pemasangan lebih banyak keran umum. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp