MADURAI: Majelis hakim pengadilan tinggi Madras pada hari Kamis meminta pernyataan tertulis balasan dari pemerintah negara bagian yang menunjukkan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatur fungsi industri kembang api.
Majelis hakim yang terdiri dari Ketua Hakim Sanjib Banerjee dan Hakim R Hemalatha juga meminta tanggapan atas kompensasi yang dibayarkan atau diusulkan untuk dibayarkan kepada para korban ledakan baru-baru ini di sebuah unit cracker di Virudhunagar. Kasus ini ditunda selama satu bulan.
Petunjuk tersebut dikeluarkan berdasarkan litigasi kepentingan umum (PIL) yang diajukan oleh M Rajasekaran dari Madurai yang meminta penunjukan komisi untuk menyelidiki ledakan tersebut dan membayar kompensasi kepada para korban.
Sekretaris Jenderal Negara Bagian Loktantrik Janata Dal Rajendran merujuk pada ledakan yang terjadi pada 12 Februari 2021, yang menewaskan hampir 23 pekerja (seperti pada 25 Februari) dan beberapa lainnya luka-luka.
Dia menuduh pihak berwenang tidak memeriksa unit cracker dengan benar, sehingga menyebabkan beberapa pelanggaran keamanan. Selain itu, tidak ada tindakan pencegahan yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah kecelakaan seperti itu, tambahnya dan mengajukan banding ke pengadilan.
MADURAI: Majelis hakim pengadilan tinggi Madras pada hari Kamis meminta pernyataan tertulis balasan dari pemerintah negara bagian yang menunjukkan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatur fungsi industri kembang api. Majelis hakim yang terdiri dari Ketua Hakim Sanjib Banerjee dan Hakim R Hemalatha juga meminta tanggapan atas kompensasi yang dibayarkan atau diusulkan untuk dibayarkan kepada para korban ledakan baru-baru ini di sebuah unit cracker di Virudhunagar. Kasus ini ditunda selama satu bulan. Petunjuk tersebut dikeluarkan berdasarkan litigasi kepentingan umum (PIL) yang diajukan oleh M Rajasekaran dari Madurai yang meminta penunjukan komisi untuk menyelidiki ledakan tersebut, dan membayar kompensasi kepada para korban.googletag.cmd.push(function() googletag. tampilan(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Sekretaris Jenderal Negara Bagian Loktantrik Janata Dal Rajendran merujuk pada ledakan yang terjadi pada 12 Februari 2021, yang menewaskan hampir 23 pekerja (seperti pada 25 Februari) dan beberapa lainnya luka-luka. Dia menuduh pihak berwenang tidak memeriksa unit cracker dengan baik, sehingga menyebabkan beberapa pelanggaran keamanan. Selain itu, tidak ada tindakan pencegahan yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah kecelakaan seperti itu, tambahnya dan mengajukan banding ke pengadilan.