PUDUCHERRY: Karyawan Departemen Listrik Puducherry (PED) telah berhenti melakukan pembacaan meter, dan menerbitkan tagihan untuk semua kategori konsumen mulai hari Jumat. Hal ini merupakan bagian dari agitasi mereka terhadap tindakan Uni dan pemerintah negara bagian yang melakukan privatisasi distribusi listrik di UT.

Puducherry memiliki sekitar 4,77 lakh konsumen dalam berbagai kategori. Sedangkan 4,76 lakh konsumen merupakan konsumen LT (tegangan rendah), termasuk 3,55 lakh pada kategori rumah tangga, sekitar 549 konsumen merupakan HT (tegangan tinggi).

Meskipun Menteri Tenaga Listrik T Arun dan pejabat PED mengadakan pertemuan dengan perwakilan Komite Protes Privatisasi Insinyur Listrik dan Karyawan pada tanggal 29 Juni, pertemuan tersebut tidak menghasilkan solusi apa pun. Komite protes melanjutkan program agitasi yang telah direncanakan sebelumnya.

Komite privatisasi menginginkan jaminan dalam pertemuan tersebut bahwa para insinyur dan karyawan akan tetap menjadi pegawai negeri sipil bahkan jika terjadi privatisasi. Semua staf ingin terus menjadi pegawai pemerintah hingga pensiun dan tanpa pendapat mereka, mereka tidak dapat dipindahkan ke entitas swasta berdasarkan Aturan 37 Peraturan CCS (Pensiun), kata P Velmurugan, sekretaris utama komite pada pertemuan tersebut. Selain itu, usulan privatisasi dengan mengacu pada klausul 131 UU Ketenagalistrikan adalah melanggar hukum, karena klausul subjek hanya berlaku untuk reorganisasi dewan ketenagalistrikan dan bukan departemen, kata panitia kepada pemerintah.

Lebih lanjut, komite menambahkan, privatisasi tidak diperlukan karena departemen tersebut berfungsi secara efisien karena rata-rata biaya pasokan jauh lebih rendah dibandingkan DISCOMS yang diprivatisasi. Dalam hal kerugian AT&C, jumlah tersebut lebih kecil dari rata-rata nasional dan departemen ini terus membaik. Lebih lanjut, jika pemerintah mendukung pembacaan konsumen pertanian, hal ini akan setara dengan DISCOMS yang diprivatisasi, jelas komite tersebut.

Selain itu, baru rancangan Dokumen Penawaran Standar (SBD) privatisasi utilitas yang diedarkan kepada pegawai oleh Kementerian Tenaga Listrik pada tanggal 20 September 2020. SBD final belum diterbitkan. Setelah dikeluarkannya SBD, usulan privatisasi, jika diteruskan, dapat berdampak buruk terhadap kondisi kerja para pekerja, kata para anggota.

Sekretaris (Kekuasaan) mengatakan, permintaan karyawan akan ditanggapi dengan penasihat transisi, dan kemudian akan diserahkan ke JERC (Komisi Pengaturan Ketenagalistrikan Bersama), MHA dan Kabinet Negara untuk disetujui, tambah Velmurugan. Arun juga mengatakan bahwa skema transfer masih dalam tahap persetujuan dan perubahan apa pun yang disarankan oleh asosiasi – jika terbukti berlaku – dapat dimasukkan dalam skema transfer. Ia pun mengimbau para pegawai untuk mencabut agitasi tersebut.

sbobet mobile