TIRUNELVELI: Lebih dari sebulan setelah bangku pengadilan tinggi Madurai Madurai memerintahkan polisi untuk mendaftarkan kasus terhadap pemilik VV Minerals S Vaikundarajan dan empat orang lainnya, polisi Palayamkottai telah mendakwa mereka berdasarkan bagian SC/ST (Pencegahan Kekejaman) UU 2015. Meski perintah itu dikeluarkan pada 22 Februari, kasusnya baru didaftarkan pada 13 April. Vaikundarajan membantah tuduhan yang diajukan dan mengatakan kepada TNIE bahwa dia memiliki rekaman CCTV untuk membuktikan bahwa dia tidak melakukan pelecehan terhadap pelapor berdasarkan garis kasta pada tanggal yang disebutkan dalam pengaduan.
Pelapor, Vigneswaran, mengaku sempat pergi ke suatu tempat dekat Tirunelveli South Bypass pada 6 Oktober 2020, saat mendengar para pekerja Vaikundarajan sedang menggali sebidang tanah dengan alat penggerak tanah.
“Ketika saya mencoba menghentikan mereka, para pekerja mengatakan pemilik VV Minerals akan segera tiba di sana dan saya dapat berbicara dengannya secara langsung. Segera Vaikundarajan datang dan menanyakan nama dan kasta saya. Dia menggunakan kata-kata cabul pada garis kasta untuk menghina saya, sebelum meminta saya pergi. Saya tidak langsung mengajukan pengaduan karena takut. Pada 10 Oktober 2020, saya mengajukan pengaduan di stasiun Palayamkottai,” demikian bunyi laporan kasus mengutip Vigneswaran. Sebuah petisi kemudian diajukan ke pengadilan Madurai di Pengadilan Tinggi Madras mengenai insiden tersebut, dan pengadilan mengarahkan polisi untuk mendaftarkan kasus tersebut.
Saat dihubungi, Vaikundarajan mengatakan kepada TNIE bahwa dirinya memiliki bukti kuat yang membuktikan pengaduan tersebut tidak benar. “Benar saya mengunjungi tempat tersebut pada 6 Oktober 2020. Namun Vigneswaran tidak pernah datang ke sana. Saya punya rekaman CCTV untuk membuktikannya. Saat dia mencoba mengajukan pengaduan pada 10 Oktober, saya berada di Andhra Pradesh, dan keesokan harinya saya mengajukan pengaduan terhadap Inspektur Stasiun Palayamkottai karena menerima pengaduan palsu terhadap saya,” tambahnya. Vaikundarajan juga mengajukan petisi tandingan terhadap petisi awal yang diajukan terhadap yang diajukan ke pengadilan.
“Majelis Pengadilan Tinggi Madras Madurai telah mengarahkan polisi untuk mendaftarkan FIR dalam kasus tersebut. Petugas investigasi nantinya akan menyerahkan laporan akhir kasus ke pengadilan, dan akan memiliki semua bukti tentang dugaan insiden tersebut,” tambahnya. .
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
TIRUNELVELI: Lebih dari sebulan setelah bangku pengadilan tinggi Madurai Madurai memerintahkan polisi untuk mendaftarkan kasus terhadap pemilik VV Minerals S Vaikundarajan dan empat orang lainnya, polisi Palayamkottai telah mendakwa mereka berdasarkan bagian SC/ST (Pencegahan Kekejaman) UU 2015. Meski perintah itu dikeluarkan pada 22 Februari, kasusnya baru didaftarkan pada 13 April. Vaikundarajan membantah tuduhan yang diajukan dan mengatakan kepada TNIE bahwa dia memiliki rekaman CCTV untuk membuktikan bahwa dia tidak melakukan pelecehan terhadap pelapor berdasarkan garis kasta pada tanggal yang disebutkan dalam pengaduan. Pelapor, Vigneswaran, mengaku pada 6 Oktober 2020, ia pergi ke suatu tempat di dekat Tirunelveli South Bypass ketika mendengar para pekerja Vaikundarajan sedang menggali sebidang tanah dengan alat pemindah tanah. “Ketika saya mencoba menghentikan mereka, para pekerja mengatakan pemilik VV Minerals akan segera tiba di sana dan saya dapat berbicara dengannya secara langsung. Segera Vaikundarajan datang dan menanyakan nama dan kasta saya. Dia menggunakan kata-kata cabul pada garis kasta untuk menghina saya, sebelum meminta saya pergi. Saya tidak langsung mengajukan pengaduan karena takut. Pada 10 Oktober 2020, saya mengajukan pengaduan di stasiun Palayamkottai,” demikian bunyi laporan kasus mengutip Vigneswaran. Sebuah petisi kemudian diajukan ke pengadilan Madurai di Pengadilan Tinggi Madras mengenai insiden tersebut, dan pengadilan mengarahkan polisi untuk mendaftarkan kasus tersebut. Saat dihubungi, Vaikundarajan mengatakan kepada TNIE bahwa dirinya memiliki bukti kuat yang membuktikan pengaduan tersebut tidak benar. “Benar saya mengunjungi tempat tersebut pada 6 Oktober 2020. Namun Vigneswaran tidak pernah datang ke sana. Saya punya rekaman CCTV untuk membuktikannya. Saat dia mencoba mengajukan pengaduan pada 10 Oktober, saya berada di Andhra Pradesh, dan keesokan harinya saya mengajukan pengaduan terhadap Inspektur Stasiun Palayamkottai karena menerima pengaduan palsu terhadap saya, “tambahnya. Vaikundarajan juga mengajukan petisi balasan terhadap petisi awal yang diajukan terhadap” Majelis Madurai di Pengadilan Tinggi Madras telah mengarahkan polisi untuk mendaftarkan FIR dalam kasus tersebut. Petugas investigasi nantinya akan menyerahkan laporan akhir kasus ke pengadilan, dan akan memiliki semua bukti tentang dugaan kejadian tersebut,” tambahnya. Ikuti The New Indian Express Channel di WhatsApp