MADURAI: Majelis hakim Madurai di pengadilan tinggi Madras baru-baru ini meminta tanggapan dari Departemen Kehutanan Negara atas litigasi kepentingan umum (PIL) yang diajukan terhadap masuknya orang secara tidak sah ke dalam kawasan hutan cadangan di Srivilliputhur.
Penggugat, C Pandiyaraj, seorang advokat dari Virudhunagar, berpendapat bahwa Suaka Margasatwa Tupai Grizzled Srivilliputhur dan Suaka Margasatwa Megamalai telah dinyatakan sebagai Suaka Harimau Srivilliputhur-Megamalai dan surat pemberitahuan yang menyatakan hal yang sama telah disahkan pada bulan Februari tahun lalu.
Karena kuil Kattalagar, yang berada di bawah kendali departemen HR dan CE, terletak di dalam batas cagar harimau ini dan puja khusus diadakan di kuil setiap hari Sabtu dan hari-hari baik lainnya, sejumlah besar umat mendesak kuil tersebut tanpa mendapatkan izin yang tepat dari departemen kehutanan, kata Pandiyaraj. Terkadang mereka bermalam di sana dan mencemari hutan dengan membuang sampah plastik, tambahnya.
Selain itu, pergerakan gajah biasa terjadi di jalan menuju candi, namun beberapa warga memasang pagar listrik di jalan tersebut, ujarnya. Pemerintah juga mengizinkan pembangunan jalan di hutan lindung dengan tujuan membantu pemilik perkebunan di hutan lindung, lanjutnya. Ia meminta pengadilan untuk menginstruksikan pihak berwenang untuk membatasi masuknya orang secara ilegal ke dalam kawasan hutan cadangan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi hutan.
Ketika penasihat pemerintah berargumentasi bahwa sebuah komite telah berfungsi untuk tujuan di atas, hakim R Mahadevan dan J Sathya Narayana Prasad meminta jawaban rinci antara lain tentang komite tersebut, anggotanya dan tindakan yang telah mereka ambil sejauh ini. Kasus ini ditunda hingga 3 November.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
MADURAI: Majelis hakim Madurai di pengadilan tinggi Madras baru-baru ini meminta tanggapan dari departemen kehutanan negara atas litigasi kepentingan umum (PIL) yang diajukan terhadap masuknya orang secara tidak sah ke dalam kawasan hutan cadangan di Srivilliputhur. Penggugat, C Pandiyaraj, seorang advokat dari Virudhunagar, berpendapat bahwa Suaka Margasatwa Tupai Grizzled Srivilliputhur dan Suaka Margasatwa Megamalai telah dinyatakan sebagai Suaka Harimau Srivilliputhur-Megamalai dan surat pemberitahuan yang menyatakan hal yang sama telah disahkan pada bulan Februari tahun lalu. Karena kuil Kattalagar, yang berada di bawah kendali departemen HR dan CE, terletak di dalam batas cagar harimau ini dan puja khusus diadakan di kuil setiap hari Sabtu dan hari-hari baik lainnya, sejumlah besar umat mendesak kuil tersebut tanpa mendapatkan izin yang tepat dari departemen kehutanan, kata Pandiyaraj. Terkadang mereka bermalam di sana dan mencemari hutan dengan membuang sampah plastik, tambahnya.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Selain itu, pergerakan gajah biasa terjadi di jalan menuju candi, namun beberapa warga memasang pagar listrik di jalan tersebut, ujarnya. Pemerintah juga mengizinkan pembangunan jalan di hutan lindung dengan tujuan membantu pemilik perkebunan di hutan lindung, lanjutnya. Ia meminta pengadilan untuk menginstruksikan pihak berwenang untuk membatasi masuknya orang secara ilegal ke dalam kawasan hutan cadangan dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi hutan. Ketika penasihat pemerintah berargumentasi bahwa sebuah komite telah berfungsi untuk tujuan di atas, hakim R Mahadevan dan J Sathya Narayana Prasad meminta jawaban rinci antara lain tentang komite tersebut, anggotanya dan tindakan yang telah mereka ambil sejauh ini. Kasus ini ditunda hingga 3 November. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp