Layanan Berita Ekspres
THOOTHUKUDI: Para arkeolog yang menggali situs kuno Korkai di distrik tersebut telah menemukan 10 baris bangunan batu bata dan pipa berlubang besar, keduanya memiliki noda endapan abu. Endapan abu tersebut menandakan adanya aktivitas industri lebih dari 2000 tahun yang lalu. Selama penggalian, para arkeolog mengidentifikasi pabrik pemotongan serta parit lainnya.
Survei arkeologi dimulai pada bulan Maret di kelompok desa Korkai – Korkai, Maramangalam, Agaram dan Arumugamangalam. Sejauh ini para arkeolog telah menggali 17 parit di Korkai dan satu di Maramangalam.
T Thangadurai, direktur penggalian situs arkeologi Korkai, mengatakan lebih dari 280 artefak, termasuk gelang concha dan hopscotch dalam jumlah besar, telah digali. Patung manusia terakota (betina), patung kuda, cincin keong, keong gergajian, gerabah hitam merah, manik-manik kaca, benda besi dan tembaga juga ditemukan. Grafiti juga ditemukan pada pecahan tembikar,” katanya.
Thangadurai mengungkapkan setiap bata berukuran panjang 57 cm, lebar 31 cm, dan tebal 7 cm. “Ada 10 baris pipa berlubang yang berdiri vertikal di atas tanah. Sedangkan pipa yang berlubang diameter 27 cm, panjang 27 cm, dan tebal 1 cm, diameter lubangnya 1,5 cm,” ujarnya. Meskipun peralatan berlubang adalah jenis filter yang digunakan pada masyarakat kuno, para arkeolog menemukan tumpukan mutiara di dasar pipa berlubang.
Para arkeolog telah menemukan struktur batu bata sepanjang satu meter, namun lebih jauh lagi, katanya. Baik pipa berlubang maupun struktur bata memiliki noda abu. “Pipa berlubang besar dan struktur batu bata memiliki abu di parit-parit yang berdekatan. Karena ditemukannya potongan mutiara di dekat pipa, hal ini menegaskan adanya aktivitas industri yang intens di Korkai,” kata direktur lokasi.
Penggalian di Korkai juga menemukan tumpukan besar potongan keong dan cangkang mutiara, sebagian sudah digergaji dan belum dipotong, yang dengan jelas menunjukkan adanya penangkapan mutiara pada era Pandyan di Korkai. Keong tersebut dipotong hingga bagian tengahnya untuk dijadikan gelang, cincin, dan barang lainnya, tambahnya.
Wakil Direktur Departemen Arkeologi Negara Sivanand mengatakan, temuan pipa berlubang merupakan hal baru bagi Korkai. “Sepertinya cerobong asap. Namun, penggalian lebih lanjut dapat mengetahui tujuannya,” tambahnya.
Para arkeolog mengatakan Korkai kuno yang menjadi bukti keterkaitannya dengan sibuknya aktivitas industri 2000 tahun lalu masih menarik meski sudah diketahui.
Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp
THOOTHUKUDI: Para arkeolog yang menggali situs kuno Korkai di distrik tersebut telah menemukan 10 baris bangunan batu bata dan pipa berlubang besar, keduanya memiliki noda endapan abu. Endapan abu tersebut menandakan adanya aktivitas industri lebih dari 2000 tahun yang lalu. Selama penggalian, para arkeolog mengidentifikasi pabrik pemotongan serta parit lainnya. Survei arkeologi dimulai pada bulan Maret di kelompok desa Korkai – Korkai, Maramangalam, Agaram dan Arumugamangalam. Sejauh ini para arkeolog telah menggali 17 parit di Korkai dan satu di Maramangalam. T Thangadurai, direktur penggalian situs arkeologi Korkai, mengatakan lebih dari 280 artefak, termasuk gelang concha dan hopscotch dalam jumlah besar, telah digali. Patung manusia terakota (betina), patung kuda, cincin keong, keong gergajian, gerabah hitam merah, manik-manik kaca, benda besi dan tembaga juga ditemukan. Grafiti juga ditemukan di pecahan tembikar,” katanya.googletag.cmd.push(function() googletag.display(‘div-gpt-ad-8052921-2’); ); Thangadurai mengungkapkan setiap bata berukuran panjang 57 cm, lebar 31 cm, dan tebal 7 cm. “Ada 10 baris pipa berlubang yang berdiri vertikal di atas tanah. Sedangkan pipa yang berlubang diameter 27 cm, panjang 27 cm, dan tebal 1 cm, diameter lubangnya 1,5 cm,” ujarnya. Meskipun peralatan berlubang adalah jenis filter yang digunakan pada masyarakat kuno, para arkeolog menemukan tumpukan mutiara di dasar pipa berlubang. Para arkeolog telah menemukan struktur batu bata sepanjang satu meter, namun lebih jauh lagi, katanya. Baik pipa berlubang maupun struktur bata memiliki noda abu. “Pipa berlubang besar dan struktur batu bata memiliki abu di parit-parit yang berdekatan. Karena ditemukannya potongan mutiara di dekat pipa, hal ini menegaskan adanya aktivitas industri yang intens di Korkai,” kata direktur lokasi. Penggalian di Korkai juga menemukan tumpukan besar potongan keong dan cangkang mutiara, sebagian sudah digergaji dan belum dipotong, yang dengan jelas menunjukkan adanya penangkapan mutiara pada era Pandyan di Korkai. Keong tersebut dipotong hingga bagian tengahnya untuk dijadikan gelang, cincin, dan barang lainnya, tambahnya. Wakil Direktur Departemen Arkeologi Negara Sivanand mengatakan, temuan pipa berlubang merupakan hal baru bagi Korkai. “Sepertinya cerobong asap. Namun, penggalian lebih lanjut dapat mengetahui tujuannya,” tambahnya. Para arkeolog mengatakan Korkai kuno yang menjadi bukti keterkaitannya dengan sibuknya aktivitas industri 2000 tahun lalu masih menarik meski sudah diketahui. Ikuti saluran The New Indian Express di WhatsApp