Layanan Berita Ekspres

COIMBATORE: Dengan meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa, polisi telah menyurati Direktorat Pendidikan Perguruan Tinggi dan Direktorat Pendidikan Teknik untuk meminta izin untuk memulai klub anti narkoba di setiap lembaga pendidikan.

Menurut sumber kepolisian, lebih dari 15 kasus penyalahgunaan narkoba yang melibatkan pelajar telah didaftarkan di kota tersebut sepanjang tahun ini. Dalam satu kasus seperti itu seminggu yang lalu, tiga mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta di jalan Avinashi ditangkap.

Meningkatkan pengawasan untuk mengendalikan penyalahgunaan narkoba, pemerintah kabupaten telah mengumumkan bahwa klub anti narkoba akan dimulai di semua lembaga pendidikan dengan bantuan polisi. Namun saat berdiskusi dengan lembaga pendidikan, polisi meminta izin dari dinas terkait untuk memulai klub tersebut.

“Untuk meresmikan inisiatif ini, polisi kota telah menyurati Direktorat Pendidikan Perguruan Tinggi dan Direktorat Pendidikan Teknik untuk dukungan dan izin mereka,” kata V Balakrishnan, Komisaris Polisi.

Menjelaskan rencananya, dia berkata, “Klub itu akan terdiri dari profesor universitas, perwakilan mahasiswa, NSC, NCC dan tim pramuka, dan personel polisi dari kantor polisi tetangga yang akan menyadarkan siswa terhadap penggunaan narkoba dan penyelundupan. Klub akan bertemu secara berkala dan membahas langkah-langkah untuk mengontrol pasokan obat-obatan terlarang/selundupan dan menerapkannya di tingkat kampus. Klub ini akan menjadi jembatan bagi polisi untuk mendapatkan informasi tentang jaringan narkoba dari mahasiswa dan kesadaran polisi untuk menjangkau para mahasiswa,” tambahnya.

Coimbatore R Ulagi, Direktur Bersama Pendidikan Perguruan Tinggi berkata MEMOTONG bahwa mereka pasti akan mendukung inisiatif ini karena menyangkut keselamatan siswa.

Sementara itu, kepolisian telah meminta bagian administrasi obat untuk mencabut izin apoteker yang kedapatan menjual obat penenang atau pereda nyeri kepada remaja tanpa resep yang sesuai.
Direktur Pengendalian Obat PV Vijayalakshmi telah mengarahkan inspektur regional untuk memantau penjualan ilegal tablet obat penghilang rasa sakit sebagai obat di seluruh negara bagian.

“Pada 23 September, berdasarkan masukan dari polisi Rathhinapuri, mereka menemukan seorang apoteker di Uppilipalayam menjual obat penghilang rasa sakit kepada mahasiswa. Pada tanggal 26 September, seorang apoteker di dekat Keeranatham ditemukan menjual obat penghilang rasa sakit kepada siswa. Mengikuti rekomendasi polisi, izin kedua apotek dibatalkan dan toko disegel di bawah Undang-Undang Obat dan Kosmetika, kata Asisten Direktur Pengawasan Obat S Gurubharathi.

Pengeluaran SDY