MADURAI: Lebih dari 20 anggota komunitas Kasta Terdaftar (Arunthathiyar) di desa Peryampatty menyoroti diskriminasi masyarakat dan sikap apatis pejabat selama beberapa dekade, tanya kolektor distrik Dr S Aneesh Sekhar selama pertemuan penanganan keluhan pada hari Senin. Kurangnya fasilitas dasar, termasuk toilet, air minum, krematorium, jalan dan drainase, serta pembatasan akses ke kuil telah menjangkiti keluarga-keluarga ini sepanjang hidup mereka.

Lebih dari 500 keluarga tinggal di Perampatti panchayat Peraiyur taluk. Di antara mereka, sekitar 150 keluarga tergabung dalam komunitas Kasta Terdaftar (Arunthathiyar) dan mereka telah tinggal di sini selama beberapa generasi. Kepada TNIE, P Priya (27), salah satu warga desa, mengatakan masyarakat Arunthathiyar tinggal di Jalan Eswaran Kovil di desa tersebut. Keluarga dari komunitas kasta Hindu, SC Pallar dan Paraiyar juga menghuni kota tersebut.

“Hampir 10 tahun yang lalu, pemerintah negara bagian membangun rumah-rumah koloni untuk kami, tapi sekarang semuanya sudah bobrok. Terlebih lagi, tidak ada fasilitas drainase di daerah tersebut. Air limbah terus menggenang dan menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Kami telah mengajukan petisi kepada pemerintah daerah. kolektor yang mengangkat beberapa masalah serupa, namun tidak ada tindakan yang diambil, katanya.

Sebagian besar anggota masyarakat Arunthathiyar di sini bekerja sebagai buruh tani atau petugas konservasi. Muthumari, 37 tahun, mengatakan kehidupan keluarga-keluarga tersebut sangat erat. “Bahkan untuk mendapatkan sepanci air minum, kami harus berjalan kaki setengah kilometer ke kawasan kasta Hindu, yang terdapat pipa air komunal. Selain itu, untuk buang air, kami harus berjalan kaki ke area kosong yang terdapat kalajengking, ular, dan ular berbisa. ada serangga lain,” tambahnya.

Warga desa juga mengatakan bahwa merekalah satu-satunya masyarakat yang tidak memiliki ruang krematorium di desanya. “Saat ini, kami menggunakan area pinggir jalan seharga satu sen untuk mengistirahatkan orang yang kami cintai. Jika salah satu dari kami meninggal di rumah sakit, kami tidak dapat mengadakan upacara terakhir atau upacara pemakaman bagi orang yang meninggal di rumah kami, karena kasta Hindu tidak mengizinkannya. kami untuk membawa jenazah kembali dari rumah sakit melalui jalan mereka. Jadi, kami harus mengkremasi jenazah langsung di tanah satu sen. Begitu pula kami tidak diperbolehkan memasuki kuil Kaliamman dan kuil Mariamman “Meskipun kami berusaha semaksimal mungkin untuk melawan ketidakadilan sosial, para pejabat tidak memperhatikan penderitaan kami,” tambah mereka.

Saat TNIE menghubungi Ketua Peryampatti Panchayat, Chellammal Sundaram, suaminya Sundaram menjawab panggilan tersebut. “Istri saya tidak tahu apa-apa tentang panchayat. Saya hanya menangani semua urusan. Badan sipil tidak memiliki lahan untuk membangun fasilitas bagi masyarakat Arunthathiyar. Bahkan mereka sendiri tidak bersedia memberikan lahan untuk membangun jalan.” Kalau soal masuk ke kuil, itu tradisi sejak dahulu kala. Melarang mereka masuk bukan pembatasan baru,” ujarnya.

Berbicara kepada TNIE, Thirumangalam RDO Ravichandran mengatakan dia baru menjabat seminggu yang lalu dan akan segera mempertimbangkan tuntutan penduduk desa.

lagu togel