Oleh Layanan Berita Ekspres

CHENNAI: Menteri Keuangan Palanivel Thiaga Rajan pada hari Jumat menegaskan kembali tuntutan pemerintah Tamil Nadu untuk tidak mengenakan GST pada obat-obatan penting Corona setidaknya untuk jangka waktu sementara karena hal itu akan menjamin harga obat-obatan tanpa pembalikan kredit pajak masukan kepada pemasok.

Dalam pidato perdananya pada pertemuan Dewan GST ke-43 yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Persatuan Nirmala Sitharaman, Menteri memberikan penjelasan rinci tentang kekurangan Dewan GST dan kebijakan keuangan Pemerintah Pusat yang dipengaruhi oleh Tamil pada Pemerintah Nadu.

“Membendung pandemi Covid-19 saat ini merupakan tugas prioritas tertinggi bagi pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian di India. Vaksin Covid-19 oleh pemerintah negara bagian dan pembelian obat-obatan termasuk Remdesivir dan Tocilizumab adalah pembelian utama,” kata menteri tersebut, seraya menjelaskan bahwa pemberian GST nol pada hal ini akan bermanfaat bagi negara bagian.

Menyatakan bahwa Ketua Menteri MK Stalin telah menulis surat kepada Perdana Menteri mengenai masalah ini dan oleh karena itu keputusan dapat diambil mengenai peringkat nol GST untuk barang-barang penting tersebut, Rajan mengatakan, “Ada masalah hukum tertentu dalam hal tersebut” yang memungkinkan peringkat nol. Namun permasalahan hukum ini bisa diatasi dengan peraturan perundang-undangan yang diperlukan atau dengan mengeluarkan peraturan setelah kita mencapai konsensus,” ujarnya.

Thiagarajan juga menunjukkan bahwa Tamil Nadu, mengingat situasi Covid saat ini, hanya memperkirakan pertumbuhan marginal dan pertumbuhan negatif yang signifikan pada kondisi terburuk tahun ini. Harapan di negara-negara lain juga akan serupa.

“Dengan mengingat hal ini, saya menyerukan kepada Dewan ini untuk mempertimbangkan membuat pengaturan untuk memberikan kompensasi penuh kepada negara-negara atas kesenjangan yang timbul pada tahun 2021-2022 antara pendapatan yang dilindungi dan pendapatan aktual yang diharapkan, baik melalui pendanaan jembatan oleh Pemerintah Indonesia atau melalui pengaturan utang pasar terbuka. Mempertimbangkan dampak jangka panjang dari pandemi ini, maka akan tepat untuk memperpanjang pengaturan kompensasi setelah tanggal 1 Juli 2022,” katanya.

Singapore Prize